Askep katarak pdf
P sendiri telah meninggal dunia sewaktu usia Tn. P 13 tahun. Sedangkan ibunya meninggal karna kelumpuhan di waktu usia Tn. P 35 tahun. Pemeriksaan Fisik Vital sign Temp: 36 c Pemeriksaan lain Bentuk kepala Tn.
P bulat, kulit kepala tidak terlalu bersih, rambut acak - acakan dengan warna rambut putih, dikepala terdapat ketombe dan bau yang khas. P juga mengaku sering mengalami sakit dan gatal pada kulit kepala.
Pmengalami perubahan penglihatan, dikarenakan usia lanjut. Dan mata Tn. P hanya satu yang bisa melihat. Hal itu dikarenakan adanya trauma yang terjadi pada Tn. P sehingga mengakibatkan mata kanannya tidak lagi berfungsi. Ptidak menggunakan kacamata, sehingga dengan begitu Tn. Ptidak terlalu bisa melihat dengan baik. Fungsi penglihatan : terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah kanan dan mata sebelah kirinya tidak bisa melihat dengan baik dikarenakan usia lanjut.
Pendengaran Tn. Ptidak lagi berfungsi dengan baik, Tn. P tidak bisa mendengar detak jarum jam, serumen ada dalam batas normal.
Di dalam telinga Tn. P tidak ada keluar cairan maupun peradangan. P juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran. Fungsi pendengaran : tidak terlalu baik, karna Tn. P tidak lagi bisa mendengar dengan baik dikarenakan usia Tn. P yang semakin bertambah. P dapat mencium dengan baik. Didalam hidung tidak terdapat polip dan tidak ada obstruksi didalam hidung.
Dan didalam hidung Tn. P juga tidak ditemukan adanya pendarahan maupun peradangan. Fungsi Penciuman : baik, karna Tn. P masih bisa mencium dengan baik. Rongga mulut terlihat kotor kering dan pucat. Gigi Tn. P mengalami perubahan suara. Suara sesak, dan Tn. P mengalami kesulitan menelan. Fungsi pengecapan : terganggu karna Tn. P sulit untuk mengunyah dikarenakan gigi yang semakin lama semakin habis keropos dan adanya karies pada gigi Tn.
Pada leher Tn. Ptidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar tyroid. Nyeri tidak ada, dan pada leher Tn. P juga tidak ditemukan benjolan. Ukuran dan bentuk payudara Tn. P normal. Dan tidak ditemukan adanya kelainan pada payudara Tn. P Dan pada payudara Tn. P juga tidak ditemukan adanya benjolan dan pembengkakan serta tidak ada keluar cairan dari putting susu. Inspeksi : simetris kedua lapangan paru Perkusi : sonor kedua lapangan paru Palpasi : strem premitus kedua lapangan paru Auskultasi :vesikuler kedua lapangan paru P sering mengalami nyeri dan ketidaknyaman pada dada, Tn.
P sering mengalami sesak nafas, dan jika sesak nafasnya kumat Tn. P meminum neo napacin 1x dalam sehari. Sedangkan didaerah kaki, Tn. P tidak lagi dapat berjalan dengan baik, Tn. P berjalan bungkuk dan terdapat perubahan warna kaki pada Tn. P mengalami disfagia dan perubahan kebiasaan pada defekasi. Pjuga mengatakan kalau dia sering mengalami nyeri pada ulu hati.
Tetapi walaupun Tn. Pmengalami disfagia tetapi Tn. P masih dapat mencerna makanan dengan baik, walaupun sedikit demi sedikit. Pmengalami kelemahan otot, tetapi walaupun demikian Tn. P tidak mempunyai masalah dengan cara berjalan.
P masih bisa berjalan sendiri tanpa menggunakan alat bantu seperti tongkat. P mengaku sering mengalami sakit kepala, tetapi Tn. P mengatakan kalau dirinya belum pernah mengalami kejang dan serangan jantung. Karena semakin meningkatnya usia maka Tn. P mengalami masalah pada memorinya, sehingga Tn. P tidak mampu mengingat semua masa lalunya. P mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat kembali jika diberi respon, dan Tn.
P juga menagalami perubahan pada rambut, rambut Tn. P putih dengan uban. P mengaku sering mengalami gatal - gatal pada kulitnya, itu dikarenakan karena Tn. P tidak sepenuhnya bisa menjaga kebersihan dirinya, sehingga kulitnya sering mengalami gatal - gatal. P mengatakan cemas akan setiap hari - hari yang dilaluinya, Tn. P juga mengaku kalau dia sering menangis jika mengingat akan jalan hidupnya.
P juga mengatakan kalau dia sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Analisa Data Data Etiologi No Masalah Penurunan tajam Penurunan Penglihatan Kurang Gangguan kabur. Luka dimata Tang Catatan Perkembangan No gal Keperawatan Penurunan persepsi A: masalah belum teratasi dan terdapat kekeruhan P : intervensi dilanjutkan pada lensa mata. I : E : masalah belum teratasi S:pasien mengatakan sedikit kurang pengetahuan tenang tentang proses penyakit A : masalah sedikit teratasi tekanan darah meningkat, P : intervensi dilanjutkan wajah tampak gelisah, I : wajah murung dan sering - Kaji adanya tanda dan gejala melamun.
Akibat kekeruhan lensa ini, maka fundus sukar terlihat. Bila pada katarak kongenital fundus sukar dilihat, maka perkembangan penglihatan akan terganggu atau akan terjadi ambliopia. Katarak kongenital Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Biasanya kelainan ini tidak meluas mengenai seluruh lensa. Letak kekeruhan sangat tergantung pada saat terjadinya gangguan metabolisme serat lensa: Katarak kongenital yang terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera setelah bayi IahIr sampai berusia 1 tahun.
Katarak ini terjadi karena gangguan metabolisme serat-serat lensa pada saat pembentukan serat lensa akibat infeksi virus atau gangguan metabolisme jaringan lensa pada saat bayi masih di dalam kandungan, dan gangguan metabolisme oksigen. Pada bayi dengan katarak kongenital akan terlihat bercak putih di depan pupil yang disebut sebagai leukokoria pupil berwarna putih.
Setiap bayi dengan leukokoria sebaiknya dipikirkan diagnosis bandingnya seperti retinoblastorrma, endoftalmitis, fibroplasi retrolental, hiperplastik vitreus primer, dan miopia tinggi di samping katarak sendiri. Katarak kongenital merupakan katarak perkembangan sehingga sel-sel atau serat lensa masih muda dah berkonsistensi cair.
Umumnya tindakan bedah dilakukan dengan disisio lentis atau ekstraksi linear. Tindakan bedah biasanya dilakukan pada usia 2 bulah untuk mencegah ambliopia eks-anopsia.
Pasca bedah pasien memerlukan koreksi untuk kelainan refraksi matanya yang telah menjadi afakia. Katarak juvenil Katarak juvenil yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi karena lanjutan katarak kongenital yang makin nyata, penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat penyakit lokal pada satu mata, seperti akibat uveitis anterior.
Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Katarak senil Katarak senil biasanya mulai pada usia 50 tahun, kecuali bila disertai dengan penyakit lainnya seperti diabetes melitus yang akan terjadi lebih cepat.
Kedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama ataupun berbeda. Proses degenerasi pada lensa dapat terlihat pada beberapa stadium katarak senil. Tajam penglihatan akan menurun secara berangsur-angsur. Katarak senil merupakan katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan.
Katarak senil dapat dibagi dalarn 4 stadium, yaitu : Stadium insipien, di mana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa. Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur. Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda dengan satu matanya. Pada stadium ini. Tajam penglihatan pasien belum terganggu. Stadium imatur, di mana pada stadium ini lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalarn lensa sehingga lensa menjadi cembung.
Pada stadium ini, terjadi pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak intumesen. Pada stadium ini dapat terjadi miopisasi akibat lensa mata menjadi cembung, sehingga pasien menyatakan tidak perlu kacamata sewaktu membaca dekat. Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke depan, biiik mata dangkal dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup.
Pada stadium ini dapat terjadi glaukoma sekunder. Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa. Uji bayangan iris positif. Stadium matur, merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium terjadi kekeruhan seluruh lensa. Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan menjadi normal kembali.
Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi normal, bilik mata depan normal, sudut bilik mata depan terbuka normal, uji bayangan iris negatif. Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya tinggal proyeksi sinar positif. Stadium hipermatur, di mana pada stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam dalam korteks lensa katarak Morgagni.
Pada stadium ini jadi juga degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa ataupun korteks yang cair keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan. Pada stadium matur akan terlihat lensa yang lebih kecil daripada normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans, dan bilik mata depan terbuka.
Pada uji bayangan iris tertihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh sehingga stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif. Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan tirnbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis. Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata sehingga timbul glaukoma fakolitik. Katarak traumatik Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior. Bila pecahnya kapsul mengakibatkan gejala radang berat, maka dilakukan aspirasi secepatnya.
Katarak komplikata Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa oleh faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak komplikata dapat terjadi akibat iridosiklitis, koroiditis, miopia tinggi, ablasio retina, dan glaukoma.
Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata. Katarak sekunder Pada tindakan bedah lensa dimana terjadi reaksi radang yang berakhir dengan terbentuknya jaringan fibrosis sisa lensa yang tertinggal maka keadaan ini disebut sebagai katarak sekunder.
Tindakan bedah yang dapat menimbulkan katarak sekunder adalah sisa disisio lentis, ekstraksi linear dan ekstraksi lensa ekstrakpsular. Pada katarak sekunder yang menghambat masuknya sinar ke dalam bola mata atau mengakibatkan turunnya tajam penglihatan maka dilakukan disisio lentis sekunder atau kapsulotomi pada katarak sekunder tersebut. Manajemen medis Pembedahan Metoda yang paling populer dalam mengeluarkan katarak adalah ECCC extracapsular cataract extraction atau ekstraksi lensa ekstrakapsular.
Koreksi lensa Dilakukan karena lensa atau isi lensa dikeluarkan maka perlu menggantikannya, yaitu dengan lensa intraokular. Ini yang paling sering. Sedangkan metode lain adalah lensa eksternal, kaca katarakt atau lensa kontak contact lens. Perubahan kaca mata atau pengobatan tidak memperbaiki penglihatan. Pupil nampak kecoklatan atau putih susu dan peningkatan air mata. Pengetahuan Pemahaman tentang katarak, kecemasan.
Pemeriksaan diagnostik Optotip Snellen, Oftalmoskopi, Slitlamp biomikroskopi. Diagnosa keperawatan Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan dan kemungkinan hilang pandangan Resiko tinggi injury berhubungan dengan meningkatnya tekanan intraokuler, kehilangan vitreous humor Kurang pengetahuan tentang kondisi, pembedahan, perawatan pre dan post operasi, perawatan diri di rumah brhubungan dengan kurang terpapar akan informasi Gangguan sensori : visual berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori atau transmisi.
Resiko tinggi infeksi berhubungan prosedur invasif ekstraksi katarak. Rencana intervensi No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil 1. Kurang pengetahuan tentang kondisi, Pengetahuan akan meningkat dengan kriteria mampu Jelaskan tentang ma pembedahan, perawatan pre dan post menjelaskan katarak dan gejala — gejala dasar, Ajarkan tentang rut operasi, perawatan diri di rumah menjelaskan perawatan pre dan post operasi serta berhubungan dengan kurang terpapar perawatan diri di rumah.
Jelaskan kepada pas akan informasi Demonstrasikan tek menggunakan kapas 5. Anjurkan pasie 2. Cemas berhubungan dengan prosedur Kecemasan berkurang dengan kriteria tanda — tanda Berikan pasien suat pembedahan dan kemungkinan hilang cemas berkurang, mengungkap perasaan secara verbal tentang kemungkina pandangan dan rileks 2. Eksplorasikan operasi, koreksi beb sabar. Resiko tinggi injury berhubungan Tidak terjadi injury dengan kriteria hasil pasien mampu Diskusikan masalah dengan meningkatnya tekanan menjelaskan faktor — faktor yang meningkatkan injury, Pertahankan tempat intraokuler, kehilangan vitreous humor menunjukkan perilaku melindungi diri dari injury.
Bantu pasien saat ba Anjurkan untuk hin Beri anti batuk dan Anjurkan pasien un selama 6 minggu po Observasi chamber 8. Anjurkan pasie 4. Gangguan sensori : visual berhubungan Gangguan sensori dirasakan minimal dengan kriteria Orientasikan pasien dengan gangguan penerimaan sensori pasien memahami bahwa gangguan persepsi sensori pendengarannya. Jelaskan bahwa bila perlu mengguna 5. Resiko tinggi infeksi berhubungan Tidak terjadi infeksi dengan kriteria tidak ada tanda — Observasi tanda dan prosedur invasif ekstraksi katarak.
Gunakan teknik ster Atur antibiotik atau 4. Alasan masuk rumah sakit Alasan dirawat : Pasien merasa penglihatan kabur terutama pada mata kirinya. Keluhan utama : Pasien mengatakan ia merasa cemas karena baru pertama kali MRS dan langsung dilakukan persiapan operasi.
Selain itu pasien tidak mengetahui persiapan pre operasi, intra operasi dan post operasi yang harus dilakukannya. Keluarga juga mengatakan bahwa ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sebelum sakit ini : Pasien tidak pernah menderita penyakit apapun.
Pasien tidak ada alergi makanan dan obat — obatan. Opname saat ini merupakan pengalaman yang pertama bagi pasien. Riwayat kesehatan keluarga : Kakek, nenek, saudara kandung pasien tidak ada yang sakit.
Pasien pernah sakit malaria di masa mudanya tetapi tidak opname. Informasi khusus Masa balita Keadaan bayi lahir Pasien waktu lahir normal dan sehat. Riwayat sehari — hari Pasien tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya teman — teman yang lain selama dalam proses tumbuh kembang. Klien wanita Tidak dikaji V. Pasien tidak suka minum s 2. Minum sakit. Keringat C. Istirahat dan tidur Istirahat Tidak tentu Istirahat di tempat tidur 2. Tidur Malam hari jam Tidak ada -- kesulitan dalam tidur.
Aktivitas Pasien bekerja sebagai seorang petani. Pagi- Aktivitas pasien hanya di pagi sudah ke sawah dan siang hari kembali sperti mandi dan menggos istirahat dan makan di rumah kemudian mandi.
Rekreasi Pasien kadang menonton tv di rumah anaknya Tidak bisa dilakukan karen dan juga mendengar radio dalam bahasa Jawa. Psikososial Psikologsi Persepsi klien terhadap penyakit : Pasien mengatakan belum mengerti penyebab penyakit yang diderita dan apa yang harus dilakukan terhadap operasi yang akan dijalaninya karena baru pertama kali mengalami hal ini. Konsep diri : Pasien mengatakan bahwa perannya sebagai orang tua terganggu apalagi sebagai kepala rumah tangga.
Pasien ingat akan rumahnya karena hanya isterinya yang ada di rumah. Keadaan emosi : Pasien pasrah saja terhadap apa yang dialaminya. Kemampuan adaptasi : Pasien mampu beradaptasi terhadap apa yang dialaminya sekarang.
Mekanisme pertahanan diri : Pasien menyerahkan sepenuhnya sakit yang dialaminya kepada Tuhan Yang Mahaesa. Sosial Hubungan pasien dengan keluarga dan keluarga lain harmonis, dimana anak — anaknya secara bergantian menunggu dan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya. Saat berinteraksi dengan perawat, pasien kontak mata terus dan sangat memperhatikan apa yang dijelaskan walaupun harus diterjemahkan dahulu oleh keluarga. Spiritual Pelaksanaan ibadah : pasien beribadah 5 waktu.
Keyakinan tentang kesehatannya menurut pasien karena sudah tua. Pemeriksaan fisik Keadaan umum : Nampak tenang, kesadaran baik, tampak sakit ringan. Tingkat kesadaran compos mentis, GCS : 4 — 5 — 6. Ciri tubuh kulit keriput dan sawo matang, rambut air. Head to toe Kepala Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala dan kulit kepala tidak ada kotoran atau bersih, kulit keriput karena faktor usia yang sudah tua.
Rambut Rambut lurus, warna putih. Nampak bersih, tidak ada ketombe. Mata penglihatan. Hidung penciuman. Bentuk normal, tidak ada kelainan seperti deviasi septum, mempunyai dua lubang, peradangan mukosa dan polip tidak ada, sedangkan fungsi penciuman normal. Telinga pendengaran. Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal : simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan, serta alat bantu tidak ada. Mulut dan gigi. Bentuk bibir normal. Tidak ada perdarahan dan peradangan pada mulut.
Sedangkan fungsi pengecapan baik, bentuk dan ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan pada faring. Leher Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan tidak mengalami pembesaran , tidak ada kaku kuduk.
Palpasi : hangat, ada vokal fremitus, ekspansi paru pada inspirasi dan ekspirasi maksimal. Teknik ini kurang bermanfaat pada katarak senilis yang padat dan keuntungan insisi lumbus yang kecil agak berkurang jika dimasukkan lensa intraokuler.
Pada beberapa tahun silam, operasi katarak ekstrakapsular telah menggantikan prosedur intrakapsular sebagai jenis bedah katarak yang paling sering. Alasan utamanya adalah bahwa apabila kapsul posterior utuh, ahli bedah dapat memasukkan lensa intra okuler ke dalam kamera posterior.
Insiden komplikasi pasca operasi seperti abasio retina dan edema makula lebih kecil bila kapsul posteriornya utuh. Jika digunakan teknik insisi kecil, masa penyembuhan pasca operasi biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari operasi itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati- hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari, tetapi kalau matanya terasa nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya dilindungi dengan kacamata.
Perlindungan pada malam hari dengan pelindung logam diperlukan selama beberapa minggu. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien melihat dengan cukup baik melalui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen. Vaughan, Pengkajian a. Identitas Klien: nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, pekerjaan, status perkawinan.
Katarak biasanya lebih banyak pada orang yang berusia lanjut. Pekerjaan yang sering terpapar sinar ultraviolet akan lebih berisiko mengalami katarak. Keluhan utama yang dirasakan yaitu penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
Riwayat penyakit saat ini d. Riwayat penyakit dahulu e. Riwayat penyakit keluarga Biasanya terdapat keluarga yang lain yang juga mengalami katarak. Genogram g. Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop Smeltzer, Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat.
Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular posterior.
Tampilan lain yang menandakan penyebab okular katarak dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya 2. Diagnosa a. Pre Operasi 1. Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.
Post Operasi 1. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasif. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif bedah pengangkatan. Intervensi a. Fall prevention behaviour 1. Identifikasi kebiasaan dan faktor-faktor yang mengakibatkan risiko jatuh Indikator: 2.
Kaji riwayat jatuh pada klien dan a. Penggunaan alat bantu dengan benar keluarga b. Tidak ada penggunaan karpet 3. Identifikasi karakteristik lingkungan yang c. Hindari barang-barang berserakan di lantai dapat meningkatkan terjadinya risiko jatuh lantai licin 4. Operasi katarak ini dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan tetes mata anti nyeri pada kornea selaput bening mata , dan bahkan tanpa menjalani rawat inap. Sayatan sangat minimal, sekitar 2,7 mm.
Lensa mata yang keruh dihancurkan Emulsifikasi kemudian disedot fakum dan diganti dengan lensa buatan yang telah diukur kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah katarak dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai waktu pemulihan yang lebih cepat. Untuk itu perlu terapi laser untuk membuka kapsul yang keruh tersebut agar penglihatan dapat kembali menjadi jelas. S umur 56 tahundatang ke rumah sakit pada tanggal 10 september , dengan keluhan penurunan ketajaman penglihatan dan silau, pandangan kabur atau redup, susah melihat pada malam hari, serta pengembunan seperti mutiara keabuan pada kedua pupil mata.
S juga mengatakan sejak beberapa tahun beliau merasakan aneh dengan pupil matanya, dan peka terhadap sinar atau cahaya. Pasien tampak gelisah dan mengatakan 1 tahun yang lalu pernah mengalami konjungtivitis. Pasien mengungkapkan tidak tahu banyak mengenai penyakitnya. TTV :. Identifikasi istilah :. Nama : Ny. Umur : 56 Tahun. Jenis Kelamin : Perempuan. Tanggal Masuk : 10 september Tanggal Pengkajian : 10 september Riwayat kesehatan.
Keluhan Utama. Penurunan ketajaman penglihatan, silau, pandangan kabur atau redup, susah melihat pada malam hari. Riwayat kesehatan sekarang. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 10 september , Ny. S umur 56 tahun dengan keluhan penurunan ketajaman penglihatan dan silau, pandangan kabur atau redup , susah melihat pada malam hari serta pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil mata matanya, dan peka terhadap sinar atau cahaya.
Pasien tampak gelsah dan mengeluhkan rasa cemas atas penyakitnya yang berkelanjutan setiap hari. Riwayat kesehatan dahulu. Pasien mengatakan sejak beberapa tahun beliau merasakan aneh dengan warna pupil matanya, dan 1 tahun yang lalu pernah mengalami konjungtivitis. Riwayat kesehatan keluarga.
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien, dan tidak ada yang menderita penyakit menular. Pemeriksaan fisik.
Serta pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil mata. Gangguan persepsi sensori : penglihatan. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b. Ansietas b. Diagnosa Keperawatan. Perubahan persepsi sensori :penglihatan b. Tupan : pasien mandiri.
Tupen : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam. Diharapkan pasien mengalami peningkatan penglihatan. Dengan kriteria hasil :.
0コメント